Jumat, 15 Januari 2016

Perindu

berikan yang terbaik
Saya mau berbagi sedikit cerita tentang pengalaman saya praktek di rumah bersalin (RB). Saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya surianti saya berasal dari sumatra utara tepatnya dikota Medan, disini saya kuliah untuk mencapai cita-cita saya yaitu menjadi bidan yang kompeten, sekarang saya sudah smester IV, dari awal saya sudah memutuskan untuk mengambil perkuliahan di Akademi Kebidanan Binahusada Tangerang dimana saya akan menuntut ilmu. Ternyata saya tidak salah memilih kampus, karena memang kampus ini benar-benar memperhatikan pendidikan dan moralitas mahasiswanya. System pendidikan di Akbid Binahusada ini sangat menerapkan sistem kekeluargaan jadi saya pun merasa lebih nyaman saat mengikuti proses belajar dan mengajar.
          Baiklah langsung saja saya ceritakan pengalaman saya ya, hari pertama praktek di rumah bersalin tanggal 23 november 2015 saya bersama teman-teman saya datang ke Klinik Arfan Medika dimana tempat kami praktek selama 3 minggu kedepan. Tugas dari kampus adalah mencapai target yang sudah dibuat oleh pihak kampus yaitu varney asuhan kebidanan pada ibu hamil, asuhan kebidanan pada ibu bersalin, asuahan kebidanan pada ibu nifas dan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang harus dicapai selama di rumah bersalin.
 Hari pertama praktek sangat mengesankan karena sudah ada yang lahiran jadi target kecapai 1, ternayata praktek di rumah bersalin sangat menyenangkan karena kegiatannyan lebih santai selain itu kita diajarkan untuk lebih teliti terhadap pasien. Menolong persalinan itu ternyata tidak semudah ketika praktek dipantom yang bisa mengulur waktu dan bisa mengulangnya kembali saat ada yang salah, tapi  karena masih hari pertama saya dan teman-teman saya hanya di perbolehkan partus pandang (hanya boleh melihat dari depan dan belum diijinkan untuk membantu dan menjadi asisten pertolongan persalinan). Jadi saya dan teman saya hanya bisa diam dan melihat bagaimana proses pengeluaran janin dari vagina (persalinan normal), hari kedua, ketiga dan keempat tidak ada yang datang untuk melahirkan hanya saja kebanyakan pasien berobat, pemeriksaan fisik pada ibu hamil dan pasien ber KB, saya dan teman-teman saya juga diajarkan bagaimana cara penyuntikan kb dan cara menyiapkan obat untuk pasien pemeriksaan kehamilan.
Selain itu, saya dan teman-teman saya dilatih untuk memberikan konseling yaitu :
1.     Konseling tentang tanda bahaya untuk ibu hamil trimester I, II, dan III
2.     Konseling pada ibu bersalin
3.     Konseling pada ibu nifas
4.     Konseling tentang ASI eksklusif
Belajar konseling bukanlah hal yang mudah karena kita harus menguasai teorinya terlebih dahulu, bahkan kita harus bisa membuat pasien yang kita berikan konseling benar-benar mengerti dengan apa yang sudah kita jelaskan dan kita harus mampu membuat pasien percaya dengan kita.
          Hari selanjutnya saya dan teman-teman saya sudah di berikan kepercayaan untuk berhadapan langsung dengan pasien, hal ini yang membuat saya jadi percaya diri bahwa saya adalah seorang bidan yang harus mampu menangani pasien dengan tepat, cepat dan benar. Nah, di hari terakhir kami mengadakan acara bakar-bakar di rumah bersalin bersama bidannya sekalian membuat acaranya penutup dan perpisahan. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada pemimpin Klinik Arfan Medika yang sudah memberikan saya kesempatan belajar bagaimana menghadapi pasien, dan saya ucapkan terima kasih kepada para dosen akademi kebidanan binahusada yang telah membekali ilmu dan membentuk mental saya sebagai bidan yang kompeten.

Pesan:
Sikap dan karakter adalah dua hal kecil yang memberikan perbedaan yang begitu besar dalam hidup. Kecerdasanlah yang membuat kita mampu melakukan sesuatu. Motivasilah yang memutuskan untuk melakukannya dan karakter yang mendorong untuk melakukan yang terbaik. Pendidikan yang sebenarnya akan menjadi bangunan yang megah dalam jiwa.

Sabtu, 31 Oktober 2015

Adaptasi Fisiologi BBL : Perubahan Sistem Gastrontestinal




Disusun oleh :
Nama                   : Surianti
Nim                      : 058.01.01.14
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan Sebagai Ujian Akhir Semester (UAS)
Dosen                   : Moudy E.U Djami, MMPd, MKM, M. keb
AKADEMI KEBIDANAN BINAHUSADA TANGERANG TAHUN 2015.

Pendahuluan  
            Sejak awal kehidupan seorang bayi mulai kontak dengan berbagai jenis paparan dalam lingkungan kehidupannya seperti susu formula bayi yang baru lahir, pengobatan antibiotika, penyakit pencernaan dan stress yang kesemuanya dapat menganggu perkembangan dan keseimbangan normal mikroflora usus yang seht. Pola mikroflora usus mengalami modifikasi ekologis yang besar pada tahap awal kehidupan. Beberapa peniliti menyatakan bahwa perkembangan normal dari flora usus setelah kelahiran memainkan peran penting dalam perkembangan system imun innate dan adaptif. Bahkan bayi sangat rentan terhadap infeksi selama awal kehidupan yang sebagian besar dipengaruhi oleh fungsi kekebalan tubuh dan perubahan komposisi serta jumlah kolonisasi flora usus setelah penyapihan. Kolonisasi flora usu (mikrobiota) manusia dimulai saat lahir dan dipengaruhi oleh komposisi diet. Proses kolonisasi tersebut melibatkan interaksi antara mukosa saluran pencernaan bayi dengan stimulasi protein antigen dari lingkungan dan juga kompenen susu formula dan ASI (Per Brantzaeg, 2002 : 13-14 R Wall, 2009 : 45)
            Interaksi ibu dan bayi selama proses kehamilan dan pasca kelahiran akan diteruskan melalui ASI dimana ASI mengandung berbagai senyawa modulasi kekebalan seperti IgM dan IgA. Menurut Laura M Rabet, pengetahuan tentang perkembangan system kekebalan tubuh pada bayi masih memiliki banyak peluang untuk ditelusuri (Laura M Rabet, 2008: 1785)
            Mukosa sendiri merupakan lingkungan yang sangat rentan terhadap kontamin dari lingkungan, bahkan 200 kali lebih besar kemungkinan terpapar bila dibanding kan dengan kulit  kulit dan 90% pathogen menginfeksi manusia melalui mukosa saluran pencernaan sebagai jalan masuk (portal entry) oleh karenanya infeksi pada mukosa merupakan factor utama yang mempengaruhi kesehatan anak dibawah usia 5 tahun ( Per Brantzaeg, 2002 : 13)
Mukosa Gastrointestinal Tract (GIT) fetus berada pada kondisi steril sebelum bayi dilahirkan, segera setelah bayi dilahirkan dan kontak dengan dunia luar, maka terjadi proses kolonisasi pada awal kehidupannya. Terdapat konsepsi yang kontradiktif bahwa bayi yang baru saja dilahirkan memiliki system imun yang belum dipengaruhi factor luar (naïve). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sel T dan sel B bayi yang baru lahir memiliki kemampuan merspon secara spesifik terhadap antigen. Seorang ibu yang selama kehamilannya mendapatkan vaksin tetanus toxoid, akan melahirkan bayi yang memiliki antibody IgM yang spesifik terhadap tetanus toxoid. Demikian pula ibu yang terinfeksi Ascaris sp, bayinya akan menunjukkan reaksi yang spesifik terhadap parasit tersebut pada saat kelahiran (PG Holt, 2000 :688)
            Interaksi antara ibu dan janin selama kehamilan seperti respon inflamasi yang berlebihan dan destruktif harus dihindari selama proses kehamilan. Penghambatan aktif system kekebalan tubuh janin yang belum matang saat lahir dan selama tahun-tahun pertama kehidupan, sehingga membuat anak rentan terhadap infeksi dan gangguan kekebalan. Perkembangan system kekebalan tubuh pada bayi ditandai dengan infeksi respon imun antign spesifik dan pemeliharaan toleransi imunologi terhadap senyawa umum yang ditemukan dilingkungan bayi. Pematangan kekebalan kekebalan yang tidak berjalan dengan baik dapat menyebabkab fgangguan kekebalan seumur hidup seperti gangguan alergi dan autonium. Interaksi antara ibu dan anak postpartum memainkan peran penting dalam pengembangan system kekebalan tubuh bayi.
Penurunan regulasi aktif dari system kekebalan tubuh selama kehamilan dan bayi umunya menunjukkan kesamaan dengan toleransi imunologi dikemudian hari, salah satu manfaat penyelidikan tidak hanya memahami dasar ilmiah mekanisme yang ada tetapi juga akan adanya target baru serta terapi untuk mencegah atau menghambat alergi penyakit autoimun (Laura M Rahet, 2008 : 1782)
            Dengan berjalannya waktu dan usia, aktivitas system kekebalan tubuh dan perkembangan respon imun mukosa terhadap antigen akan mengalami penurunan.
Beberapa factor yang mempengaruhi aktifitas kekebalan tubuh selain bertambah jumlah usia adalah perubahan lingkungan, perubahan mikroflora, penyakit inflamasi dan lain-lain, salah satu contoh perubahan mikrobiota adalah perubahan jumlah bifidobacteria dalam usus yang menurun tajam setelah usia 55-60 tahun. Oleh karena itu, prebiotik dan bakteri probiotik memiliki peran khususnya pada individu kelompok resiko tinggi dan bahkan dapat mencegah penuaan kekebalan tubuh dan beberapa jenis penyakit akibat penuaan (J Romeo, 2010:342)

Pembahasan
Perkembanagan mikrobiota usus dan system imun neonatal
Saat lahir, saluran usus dari bayi manusia secara fungsional belum matang dan steril. System imun neonatal selama masa kehamilan hingga saat melahirkan belum matang sepenuhnya aktif dan berkembang dengan baik. Dengan demikian, periode neonatal diri adalah fase kritis bagi pengembangan pencernaan usus serta kolonisasi oleh mikrobiots komensal yang akan mempengaruhi perkembangan system imun neonatal. Usus manusia dilindungi oleh sel epitel sehingga proses nutrisi akan memberikan pertahanan pertama terhadap antigen makanan dan pathogen. Sekitar seperenam sel epitel usus dikelupas setiap hari. Ini sesuai dengan pengelupasan kulit harian sekitar 108 sampai 1010 sel.
Kolonisasi usus dengan mikrobiota non pathogen sangat penting bagi pembentukan usus bayi, oleh karenanya penting untuk memahami bagaimana sel-sel epitel dan ekosistem mikroba dimodulasi oleh diet. Upaya berklanjutan telah diarahkan untuk memahami proses pertumbuhan saluran pencernaan neonatal yang dipengaruhi diet khususnya oleh komponen yang ada dalam ASI (Scott Schwartz 2012: 1-2)
Proses kolonisasi saluran pencernaan (GI/ Gastro Intestinal ) setelah kelahiran menyebabkan serangkaian suksesi ekologi dengan hasil akhir pembentukan mikrobiota stabil yang unik pada setiap individu. (Mairi, 2004 : 563)
System imun bawaan tidak spesifik belum sepenuhnya dikembangkan atau aktif dalam tahun pertama kehidupan seorang bayi. Paparan ibu selama masa prenatal jelas mempengaruhi tanggapan kekebalan awal bayi dan oleh karena itu juga mempengaruhi kolonisasi mikroba pasca melahirka, yang merupakan suatu area penelitian yang baru-baru ini menjadi focus penelitian. System imun memiliki kemampuan untuk membedakan species mikroba berbahaya dan manfaat yang dipengaruhi paparan pada masa ibu prenatal yang dipengaruhi paparan pada masa prenatal dan postnatal. Respon induksi system imun pada saluran pencernaan berkorelasi dengan folikel dari GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue). Kemampuan untuk membedakan antara mikroba TEMAN dan MUSUH terutama tergantung pada pengembangan kekebalan tubuh setelah melahirkan yang semakin terikat dengan kolonisasi mikroba yang sesuai dari saluran pencernaan ( Kel E Fujimura, 2010 : 4)
Perkembangan produksi sel T dan sitokin
            Belum matangnya perkembangan selT dan sel B berpengaruh terhadap belum maksimalnya produksi sitoksin. Pada bayi yang baru lahir, presentasi hymphosit sel T CD4 lebih tinggi bila dibandingkan dengan level pada anak-anak dan orang dewasa. Fakta yang sebaliknya terjadi pada kosentrasi sel lymphosit sel T CD8 ( Gaetano, 2005: 6)
Stimulasi intraksi mikroba dan mukosa intestinal
            Mukosa intestinal dilengkapi dengan trans membrane atau reseptor intra sitoplasmic (intra cytoplasmic reseptor) yang dikenali dengan patten recognition reception (PRRs) yang mampu mengenali membedakan dan berkaitan dengan ligan mikroba microbial-associated molecular pattms (MAMPs) seperti lipopolysakarida, flagelin, peptidoglikan dan formylated peptides. Mikroba alami ( commensial bacteria) dan patogenpada permukaan mukosa dapat menginduksi sinyal MAMPs untuk menstimulasi PRRs yang meliputi Toll-like reseptor (TLRs), formylated peptide receptors (FPRs) atau Nucleotide-binding oligomerization domain like receptor (NODs) yang akan menentukan keluaran sinyal yang didasarkan pada stimulasi awal. Respon yang dapat terjadi dapat berupa respon proteksi terhadap bakteri komensal, respon inflamasi terhadap organism pathogen atau stimulasi reaksi apoptosis. Abdnormalitas yang terjadi pada proses ligan PRRs dan MAMPs berkaitan dengan penyakit inflamasi pada saluran pencernaan (Jerry M Weels, 2009: 1-2)
Factor Yang Mempengaruhi Pada System Imun Mikrobiota Bayi
            Factor lingkungan seperti antibiotic, diet dan inokulasi mikroba, dapat menyebabkan perubahan dalam stabilitas mikrobiota baik yang bersifat sementara dan permanen. Mikroba yang menghasilkan efek menguntungkan bagi tuan rumah yang disebut probiotik termasuk  Lactobacillus dan bifidobacterium spp. Selain itu organisasi pathogen potensial (PPO) merupakan bagian dari mikrobiota dan termasuk bakteri enteric aerobic, clostridium spp, dan candida albicans. Namun PPO membentuk presentase yang sangat kecil dari populasi mikrobiota total orang sehat. Ketidak seimbangan dalam mikrobiota ditandai dengan penurunan bakteri anaerob yang menguntungkan dan peningkatan bakteri aerobic dan jamur (banyak yang pathogen potensial) dan bakteri anaerob berbahaya. Resistensi kolonisasi adalah istilah yang mengacu pada aktifitas penghambatan mikrobiota anaerob obligat pada pertumbuhan berlebih mikroba oksigen yang berpotensi membahayakan (Mairi 2004:563)
1.      Pemberian antibiotika
Efek yang Nampak dari antibiotika pada komposisi mikrobiota tergantung pada beberapa variable famakologi. Namun kehilangan resistensi kolonisasi (ketahanan terhadap kolonisasi oleh pathogen oportunistik) adalah efek samping yang umum dari pengobatan dengan antibiotic. Pada manusia dan model hewan pengobatan antibiotic sering mengakibatkan  efek jangka panjang penurunan organism anaerobic menguntungkan (bifidobacreia, lactobacillius dan bateroides) dan peningkatan mikroba yang berpotensi berbahaya seperti bakteri Gram-negatif enteric aerob, anaerob clostridium dificile pathogen dan ragi candida albicans. Pengobatan antibiotic juga dapat mengakibatkan menurunnya tingkat adam lemak rantai pendek dan perubahan padapola rRNA ((Mairi 2004:562)
2.      Diet probiotik,prebiotik dan sinbiotik
Sifat dari hubungan simbiosis antara organism inang dan mikrobiota sering ditandai dalam hal pertukaran nutrisi. Organisme inang menyediakan habitat dan makanan bagi mikrobiota dan dalam pertukaran mikroba menghasilkan produk pemecahan bermanfaat, seperti vitamin adan asam lemak rantai pendek. Para ilmuan pada pertengahan abad ke 20 banyak melakukan penelitian tentang pengaruh diet pada mikrobiota dengan adanya temuan Eli Metchnikoff (penemu teori probiotik) manipulasi stabilisasi mikrobiota (GI) saluran dapat digolongkan immunotherapeutic mulai popular dengan istilah probiotik. Teori probiotik pertama kali diusulkan oleh Eli Metchnikoff untuk menjelaskan hubungan antara umur panjang dan kesehatan petani Bulgaria dan asupan harian produk susu permentasi. Dari pengamatan ini Eli Metchnikoff berteori bahwa pemeliharaan mikrobiota usus yang sehat ( melelui konsumsi harian bakteri menguntungkan) adalah kunci panjang umur dan sehat. Probiotik karena itu di definisikan sebagai suplemen mikroba hidup yang memberikan suatu efek menguntungkan pada kesehatan dan bersifat pathogen. Hasil suplementasi probiotik tidak hanya berpengaruh pada inokulasi organism tetapi juga dapat mengubah konsentrasi jumlah kelompok mikrobiota. Kebiasaan hidup msuplementasi probiotik masih ditemukan pada dunia barat dan sebagian eropa masih ditemukan pada dunia barat dan sebagian erpo dalam bentuk makanan fermentasi
            Prebiotik memiliki peran pada bakteri asal yang menguntungkan di dalam usus dan member manfaat pada nutrisi bayi dalam hal:
1.      Bayi yang diberikan susu formula biasanya memiliki jumlah bakteribifido yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI karena mempengaruhi mikrobiota usus pada awal kehidupan. Penambahan origosakarida yang tidak dicerna dan inulin pada makanan bayi dapat memberikan suatu efek yang sebanidng dengan ASI.
2.      Prebiotik dapat menstimulasikan efek bifidogenik dari oligosakarida ASI dan telah menunjukkan efek jangka panjang ( hingga 2 tahun) proteksi terhadap infeksi, menurunkan kejadian alergi dan juga memberikan konsekuensi positif bagi perkembangan system imunitas setelah kelahiran (J Romeo, 2010 : 341-342).
3.      Insulin dan oligofructosa juga telah dibuktikan dapat berperan mempromosikan efek positif seperti yang di indikasikan oleh kejadian episode demam yang lebih rendah pada bayi. Oligosakaroda memberikan dampak yang menguntungkan pada system kekebalan tubuh bayi didnding usus yang sedang berkembang setelah pemberian kombinasi oligasakarida netral dengan oligasakarida asam (maksimal dosis 1,5 g/kg/hari ditambahkan ASI atas susu formula premature). Seperti disebutkan diatas efek yang sudah terbukti dari prebiotik yang telah digambarkan pada bayi memberikan inspirasi pentingnya penelitian studi klinis pada anak-anak dan remaja untuk menguji efek prebiotik pada system imunitas tubuh (J Romeo, 2010 : 342)

Aplikasi klinis probiotik, prebiotik dan sinbiotik
            Probiotik telah diteliti lebih dalam pada masa bayi dan masa kanak-kanak, terutama dalam pencegahan penyakit alergi dan penguat pertahanan usus, merangsang peradangan tingkat rendah dengan mengaktifkan system kekebalan tubuh  bawaan dan produksi lebih lanjut IL-10.1 lactobacillus rhamnosus GG (LGG) telah secara ekstensif dipelajari pada pencegahan dan pengobatan diare akut infantile, diare terkait antibiotic dan dermatitis atopic dengan hasil yang sangat menarik. Bifidobacteria ( B.infantis dan B. bifidum) dalam kombinasi dengan jenis yang berbeda dari lactobacillus spp. Telah didokumentasikan untuk menjadi berguna dalam pencegahan dan pengonatan  lactobacillus coryniformis CECT5711 dan lactobacillus gasseri CECT5714 juga telah menunjukkan efek menguntungkan pada flora usus anak-anak sehat. Dimasukkannya prebiotik yang mengandung yoghurt ( 375 g/hri) selama 10 minggu pada kelompok remaja dengan anoreksia nervosa (AN), menunjukkan efek imunomodulator positif (rasio CD4/CD8 yang lebih tinggi dan peningkatan produksi IFN-g dengan merangsang sel mononuclear darah perifer ( PBMC), hal ini menunjukkan potensi dampak prebiotik pada populasi kurang gizi. Komposisi sinbiotik yang dibentuk L.rhamnosus LCR35 ditambah prebiotik yang mengandung laktosa serta tepung kentang yang digunakan dalam fermentasi kaldu bila dibandingkan dengan komposisi prebiotik sendiri yang terdiri dari kaldu fermentasi yang sama , tampaknya komposisi sinbiotik secara signitifikan meningkatkan manifestasi dermatitis atopic pada anak usia 2 tahun ke atas. Lebih jauh lagi pengobatan infeksi usus pada anak-anak dengan prodiuk sinbiotik (mengandung bakteri B.bifidium , B.longum, strain L casei dan serat) menurangi durasi sindrom diare dan memberikan efek pemulihan keseimbangan mikrobiota usus.
            Anak-anak yang mengalami  Short Bowel Syndrom setelah perlakuan 1 tahun terapi sinbiotik bifidobacterium breve, lactobacillus casei dan GOS menunjukkan hasil yang positif diukur dari respon imun dengan criteria jumlah dan aktifas limfosit . beberapa penelitian lain menyarankan pada anak-anak sakit yang menerima antibiotic, maka sinbiotik dapat memberikan manfaat tambahan dengan meningkatkan kadar bifido. Sementara pemberian sinbiotik kepada bayi baru lahir telah terbukti aman dan meningkatkan resistensi terhadap infeksi pernafasan selama 2 tahun pertama kehidupan, namun bukti nyata tentang manfaat klinis dan keamanan pengobatan prabiotik prenatal dan postnatal masih harus ditingkatkan ( J Romeo, 2010 : 346)

KESIMPULAN
1.      Proses kolonisasi danperkembangan mikrobiota normal yang seimbang pada neonatal khususnya pada saluran pencernaan memiliki peranan yang penting karena akan mempengaruhi perkembangan system imunitas neonatal
2.      Mukosa merupakan jalan masuk proses infeksi yang sangat rentan terhadap paraparan yang berasal dari lingkungan luar, oleh karenanya perkembangan keseimbangan antara komposisi mikrobiota komensal dan pathogen dapat dipengaruhi oleh beberapa factor
3.      Factor yang mempengaruhi adalah pemberian antibiotika, diet probiotik, prebiotik dan sinbiotik, jalan lahir neonatal dan ASI. Keseluruhan factor tersebut akan saling berinteraksi dan memberikan kontribusi dalam perkembangan system imunitas neonatal.

SUMBER:
J Romeo, E Nova, J Wanberg, S-Gomenz-Mrtinez, LE Diaz Ligia,  A Marcos Imunomodulary Effect Of Fibers, Probiotics And Synbiotics In Different Life-Stage. Nutricion Hosfital Aria Spain, 2010

Kel E Fujimura Nicola AS, Michael D Cabana, Susan VL. Role Of The Gut Microbiota In Defining Human Health. NIH Public Access. San Fransisco 2010
Laura M Rabbet, Arjen Paul Vos Gunthur Boehm, Johan Garseen, Breast-Feeding And Its Role In Early Development Of The Immune System In Infants: Consequences Of Health Later In Life The Journal Of Nutricion. Germany, 2008

Mairi C Noverr, Gery B Huffnagle, Does The Microbiota Regulate Immune Responses Outside The Gut. Trends In Microbiology USA, 2004

Per Brandtzaeg, Current Understanding Of Gastrointestinal Immune Regulatiaon And Its Relation To Food Allergy. Annuak N.Y Academic Sciences. New York.2002.

Scott Schwartz, Iddo Friedberg, Ivan V Ivano, Laurie A Davidsion, Jennifer S Goldsby, David B Dahl et all. Metagenomc study of diet-defendant interaction between gut microbiota and host in infants reveals differences in immune response. Genome biology. USA, 2012.

Senin, 01 Juni 2015

Aku Dan Uas Ku Di Smester 2

Sebelumnya saya akan membahas sedikit materi tentang keterampilan dasar kebidanan II, materi yang keluar ujian smester 2 yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 01 juni 2015 yaitu salah satunya tentang
"Resusitasi" adalah dimana bayi baru lahir dalam keadaan tidak menaggis, tonus otot melemah dan warna kulit agak kebiruan, lihat dada bayi baru lahir apakh iya mengembang atau tidak, lihat gerakannya aktif atau tidak serta lihat warna kulit normal atau tidak.
resusitasi dilakukan dengan cara percobaan dan apabila tidak berhasil maka lakukanlah cara ventilasi 20 kali dalam waktu 30 menit.
Apabila cara ventilasi juga tidak ada hasil atau tidak ada perkembangan maka egeralah lakukan rujukan ke rumah sakit dan buatlah surat rujukan.
Tidak banyak sih yang saya ingat materinya tapi setidaknya ada yang nyangkut diotak karena saya belajar berulang pada waktu malam dan pagi hari sesudah shalat subuh, ujian pertama hari ini Keterampilan Dasar Kebidanan II dan Asuhan Kebidanan, soalnya mudah-mudah sih sebernya kalau belajar dan tau tentang pembahasannya.
Masih banyak lagi ujian yang akan saya tempuh tapi saya tetap semangat dan berjuang karena saya mempunyai teman-teman yang selalu menyemangati saya, selain teman-teman saya, orang tua saya juga memberi semangat kepada saya maka dari itu saya sangat semangat dan saya akan berusaha untuk mendapatkan nilai yang bagus dan tidak mengecewakan kedua orang tua saya dan teman-teman saya.


MARI BERSEMANGAT MENUJU SMESTER III..........

Selasa, 26 Mei 2015

Ceritaku di akademi binahusada

Senin 8 september 2014
Pertama kali saya masuk ke akademi binahusada tangerang, hari pertama masuk langsung di PPS selama tiga hari. waktu PPS saya mendapat hapalan tentang "OBESITAS" yang artinya "kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga mengakibatkan meningkatkan masalah kesehatan dan menurunkan harapan hidup". Sampai sekarang saya ingat terus definisi itu karena kalau tidak hapal dapat hukuman.

Dari situlah saya mulai mempelajari tentang kesehatan yang baik itu seperti apa, selama tiga hari saya dan seangkatan saya diajarkan 5S (salam, sapa, senyum, sopan, santun) dan dianjurkan untuk menerapkannya dilingkungan kampus dan dimana saja. Banyak ilmu yang saya dapat dari PPS tahun ajaran 2014 ini, yang lebih serunya lagi hari terakhir PPS, semua para dosen kumpul menghadiri penutupan PPS akademi binahusada tahun 2014 walaupun sederhana tapi acaranya sangat meriah karena dihadiri semua dosen yang berbaris berdekatan di depan kampus akademi binahusada dan menyaksikan penguntingan tali pita yang disertai pelepasan balon.
Pokonya seru banget deh pps tahun 2014 kemarin sampai-sampai gak mau udahan pps nya.
Selesai pps saya dan teman-teman semua mulai aktif mengikuti perkuliahan di ABH. Awalnya setiap dosen pertama kali masuk kelas semuanya minta berkenalan, alasannya tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak bisa mengikuti perkuliahan. Itu kata salah satu dosen ABH.
Ada dosen budi pekerti namanya Bu Amika Roiss dosen yang paling cool, ceriah, rama, pokoknya semua ada di Bu Amika deh, cara mengajar pun tidak membosankan dari mulai belajar dikelas sampai praktek ke lapangan.
Waktu praktek dilapangan kami di dampingi oleh Bu Amika praktek penyuluhan ke panti asuhan Putra Asih, kami membantu kegiatan dipanti asuhan Putra Asih yang mana setiap hari minggu panti asuhan ini mengadakan kegiatan kerja bakti, semua anak-anak panti asuhan tidak ada yang bermalas-malasan semuanya ada kegiatannya masing-masing, ada yang nyapu, ada yang ngepel, ada yang nyuci baju, dan ada juga yang masak buat sarapan pagi. Setelah selesai semua kami beristirahat sambil berkumpul di musolah sambil mendengarkan ketua yayasan yang menjelaskan tentang Panti Asuhan Putra Asih,   disitulah saya dan teman-teman diajarkan untuk selalu bersyukur dengan apa yang sudah miliki selama ini. Dan saya mulai berpikir ternyata masih banyak lagi orang diluar sana yang masih kekurangan, butuh perhatian dan butuh kasih sayang dari orangtua. 
Oh ya, dosen di ABH semuanya baik loh sopan dan tidak membedakan mahasiswa satu dengan yang lain, dosennya pun sabar kalau mengajar sampai mahasiswanya benar-benar mengerti dan paham. Sejauh ini saya masih bisa mengikuti semua mata kuliah yang diberikan para dosen meskipun belum maksimal tapi saya akan terus belajar untuk mengerti dan memahami materi dari masing-masing mata kuliah. Di smester 2 ini diberi tugas membawa ibu hamil untuk diperiksa supaya melatih kami agar mengetahui letak janin, dan perubahan apa-apa saja yang terjadi pada ibu hamil.

Buat para bidan Akbid Bina Husada semangat untuk mengikuti perkuliahan dan mengikuti semua mata kuliahnya, semoga menjadi bidan yang sukses dan berkualitas.

SEMANGAT……..!!!!!!